Saturday, January 24, 2015

Film Indonesia : Antara Sumba, Erau dan Beijing

Voila! Tulisan pertama di 2015 menjelang akhir Januari. Harus diakui, keinginan menulis memang akan selalu bersaing berat dengan aksi menulisnya :D

Well, tulisan ini memulai tujuan awal saya membuat blog, yaitu ingin membuat ulasan atau review.
Ulasan pertama adalah tentang film-film Indonesia yang saya tonton di awal 2015 ini.
Cukup menyenangkan di awal tahun muncul beberapa film Indonesia dengan berbagai macam genre yang meramaikan bioskop. Ada 3 film yang saya tonton dalam waktu 2 minggu.

Dimulai dengan film Pendekar Tongkat Emas, produksi Miles Film. Satu kata untuk film ini : FANTASTIS!
Cerita film ini sebenarnya sederhana, mengangkat cerita tradisi suatu perguruan silat. Pesan yang disampaikan di film ini juga sederhana (seperti pembelajaran PPKN ketika saya SD dulu) bahwa ketamakan akan menjatuhkanmu, ketulusan dan kegigihan akan dapat membuatmu terangkat dari keterpurukan, juga membuatmu menjadi pribadi yang tangguh.
Yang membuat saya berkata fantantis dalam film ini, salah satunya karena SUMBA. Ya, lokasi pembuatan film ini sangatlah indah. Padang rumput yang luas, hutan-hutan, pulau-pulau kecil di sekitarnya, bukit-bukit.. Memberikan kesegaran tersendiri untuk mata saat menonton film ini. Saya memberikan pujian untuk sinematografi film ini karena dapat menangkap keindahan alam Nusa Tenggara ini dengan ciamik. Yang membuat saya juga lebih menunggu scene selanjutnya dengan latar belakang pemandangan yang indah dari sana hehehe..
Hal kedua yang membuat saya kagum adalah karya tangan seorang Chitra Subiakto sebagai stylist para pemain Pendekar Tongkat Emas. Tak diragukan lagi profesi wanita ini sebagai seorang stylist yang mendandani para pemain dengan kain-kain tradisional Sumba, cocok melekat di badan para pemain, sehingga membuat saya pun sebagai penonton tertarik untuk dapat memiliki kain tersebut.
Kalau diminta kasih nilai, saya berikan 8,5 untuk film ini.



Film selanjutnya adalah Erau Kota Raja. Alasan saya pertama kali mau nonton film ini adalah untuk mendukung teman yang menjadi pemeran utama difilm ini hehe.. Tapi, lebih dari itu juga, saya ingin melihat keindahan alam Erau, Kalimantan Timur melalui festival yang diadakan di sana. Untuk cerita filmnya sendiri cukup sederhana, mengenai seorang jurnalis, yang mencoba untuk bisa mencintai pekerjaannya, sedang meliput Festival Erau di Kutai Kartanegara. Selama menjalankan tugasnya, tak hanya tertarik dengan alam dan budaya di Erau, namun juga dia sepertinya tertarik kepada seorang pria yang mendampinginya selama bertugas. Cerita ini tidak happy ending, agak sedikit gantung buat saya. Secara keseluruhan, saya menangkap cerita film ini terlihat seperti curhat dari orang-orang yang ada di film ini.
Menarik, adalah representasi kata dari saya untuk film ini. Film ini dapat menjadi alternatif bagi industri pariwisata Indonesia, terutama pemerintah daerah untuk mempromosikan potensi daerahnya. Saya cukup menikmati alur cerita dari Festival Erau yang dimasukkan ke dalam film ini, tapi saya masih merasa kurang puas akan pemaparan pemandangan Erau, yang menurut saya bisa menjadi primadona film ini.
Kalau dikasih nilai, saya berikan 6,5-7 untuk film Erau Kota Raja.

Film ketiga ini, Assamulaikum Beijing, yang cukup iseng saya tonton karena saya ingin mencoba nonton di Cinemax, bioskop baru yang menurut saya lumayan nyaman untuk kalangan menengah. Singkatnya, saya cukup menikmati film ini dengan pemandangan Beijing yang dikemas dalam tampilan yangcukup menarik di film ini. Membuat saya tertarik untuk berkunjung ke sana? Iya. Ok lah. Walaupun mungkin ini adalah adaptasi dari novel yang mungkin mengambil scene cerita di Beijing, kalau misalnya diambil dengan latar belakang pemandangan di daerah Indonesia, pasti akan sama menariknya untuk membuat penonton berkunjung ke sana. Untuk ceritanya sendiri sih, cukup baik lah. Nilai 6,5 cukuplah kira-kira.



Apapun tujuan dan isi cerita, ketiga film Indonesia ini cukup menghibur bagi para penonton. Saya tidak tahu persis bagaimana proses pembuatan film-film tersebut, tapi saya tahu itu tidak mudah. Yang penting, selagi itu mengangkat nama Indonesia dan memberdayakan artis-artis Indonesia, akan saya dukung.

Bravo Film Indonesia! :)