Monday, August 3, 2015

#savesharks : Versi lain "Terjun Langsung"

Setelah sekian lama tertunda menulis karena harus membuat tulisan yang bobotnya cukup besar (baca = tesis), akhirnya ada kesempatan sedikit lagi untuk menulis. Masih berhubungan dengan apa yang saya angkat di tesis saya dan apa yang selama ini sedang saya suarakan, yaitu perlindungan hiu.


Di tanggal 12 Juli kemarin, saya diajak untuk dapat bergabung bersama para aktivis lingkungan untuk mengangkat isu hiu dengan melakukan aksi damai. Nah loh, aksi damai? Kayak apa tuh bentuknya? Jadi, aksi ini diprakarsai oleh Greenpeace Indonesia yang menggandeng Savesharks Indonesia untuk melakukan ‘teguran’ kepada salah satu restoran, sebut saja raja bebek, yang masih menjual menu-menu berbahan dasar hiu. Aksi ini juga mengajak rekan-rekan media untuk dapat mendokumentasikan kegiatan ini agar dapat diketahui masyarakat luas.

Courtesy by Yahoo.com

Biasanya, jika saya melakukan aksi untuk #savesharks, banyak terjun ke sekolah, kampus atau komunitas untuk berbagi bareng mereka. Tapi, kali ini, pertama kalinya saya melakukan aksi ‘protes’ yang kemudian menjadi aksi damai dengan benar-benar turun langsung ke salah satu pelaku yang menyebabkan banyaknya menu-menu berbahan hiu masih beredar. Antara deg-degan, kagok, tapi excited banget ikut acara ini. Akan selalu akan pengalaman pertama untuk semua hal.

Tentunya, tujuan dari aksi ini adalah untuk dapat mengajak semakin banyak pihak mendukung kamapnye perlindungan hiu yang populasinya semakin menurun, salah satu nya akibat masih banyaknya permintaan menu makanan berbahan dasar hiu. Jika restoran sebesar raja bebek ini bisa menjadi contoh untuk tidak menjual menu hiu di restoran-restorannya, paling tidak bisa mengurangi jumlah permintaan daging hiu dan menjadi inspirasi bagi para pelaku restoran lainnya yang masih menjual menu makanan ini. Untungnya lagi, pihak restoran tidak melakukan 'perlawanan' atas aksi damai yang dilakukan dan cukup menerima ajakan tim aktivis hiu untuk menyampaikan ke pihak petinggi restoran dengan kebijakan tidak menjual makanan berbahan dasar hiu lagi.

Sayang banget untuk masyarakat yang senang dan masih ingin menikmati menu seafood favoritnya. Bisa saja beberapa waktu ke depan nanti, mereka tidak segampang saat ini untuk mendapatkannya dikarenakan top predator yang jadi penentu keberadaan menu seafood ini hilang akibat pola konsumsi yang kurang baik juga dari para konsumennya.

courtesy by Greenpeace Indonesia

Untuk tahu apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mendukung kampanye perlindungan hiu ini, main-main yuk ke rumah Itong 

No comments:

Post a Comment